AGTVnews.com – Budidaya ikan patin di wilayah Tulungagung selama 2 tahun terakhir mengalami perkembangan pesat. Setelah pada tahun 2016 terdapat 6 hektar lahan budidaya ikan patin, pada tahun 2018 ini mencapai 60 hektar.
Menurut Kepala Dinas Perikanan Tulungagung, Tatang Suhartono, setiap harinya pembudidaya ikan patin di Tulungagung bisa panen 56 ton. Panenan tersebut akan dikirim ke berbagai daerah, mulai dari Mojokerto, Pasuruan, hingga Surabaya.
“Sehari dari Tulungagung itu hasilnya 56 ton, ada yang dikirim ke perusahaan Pokphand, Pasuruan, Kenjeran Surabaya, itu macam-macam,” ujarnya, Rabu (12/9/2018).
Tatang menambahkan, meningkatnya jumlah peternak ikan patin tersebut dipengaruhi banyak hal, salah satunya adalah kerjasama kemitraan yang telah terjalin dengan sejumlah perusahaan yang mampu menjamin pasar setiap kali panen.
“BEP nya budidaya ikan patin itu Rp 11 ribu perkilo. Tapi faktanya dengan kerjasama yang baik, pembudidaya bisa menjualnya Rp 14.500 sampai Rp 15.500 tiap kilonya. Jadi pembudidaya masih untuk Rp 3.500 perkilo,” lanjutnya.
Menurut Tatang, dengan adanya tambahan dukungan sejumlah teknologi yang disediakan oleh Dinas Perikanan Tulungagung, maka keuntungan ini akan semakin bertambah.
“Kita menyediakan mesin fillet ikan patin, yang mampu menghasilkan 12 ton patin fillet. Duri dan kepalanya hasil fillet itu masih bisa dimanfaatkan lagi. Jadi tidak ada bagian ikan yang terbuang,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu petani ikan patin asal Tulungagung, Rohanadi mengaku, budidaya ikan patin ini sangat menjanjikan. “Pasar ikan ini sangat luas sekali. Dalam satu hari permintaan ikan patin bisa mencapai puluhan ton,” jelasnya.
Dengan adanya kondisi ini, maka bisnis budidaya ikan patin dinilai mampu mengangkat kesejahteraan pembudidaya ikan.(*)
Reporter: Firmanto Imansyah Editor: Linda Kusuma